Asal Usul Nama Karimun Adalah -->
Cari Berita

Advertisement

Masukkan iklan banner 970 X 90px di sini

Asal Usul Nama Karimun Adalah

Wisatabos
Sabtu, 02 Februari 2019

Karimun



wisatabos.com Karimun, Pulau Karimun dewasa ini cukup menjadi perhatian oleh berbagai pihak, Pulau ini selain merupakan tumpuan harapan para pencari kerja juga mendapat perhatian dari pada pengusaha maupun pelancong yang datang didaerah ini. Pulau ini tampak megah dan indah dengan pegunungan maupun perbukitan yang memiliki kandungan hasil bumi yang melimpah ruah. Untuk mengenal lebih jauh menganai pulau Karimun, alangkah baiknya apabila melihat asal-usul pulau Karimun yang sekarang sudah menjadi Kabupaten tersendiri.

Pulau Karimun pada masa lalu yaitu pada masa kerajaan Riau Lingga yang berpusat di Pulau Penyengat merupakan sebuah wilayah dengan pusat pemerintahan di Meral. Dengan demikian, bukan yang tampak seperti sekarang ini dimana pusat pemerintahan berada di Tanjung Balai. Keadaan ini perubahan struktur pemerintahan seiring denga proses sejarah yang berhubungan dengan kerajaan Riau-Lingga tersebut. 

Pada tahun 1511 kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis. Saat itu, Sultan Mansyur Syah yang memerintah pada masa tersebut memberi larangan Zuriat yaitu keturuan Raja-raja Malaka tinggal di Malaka, Hal itu dilakukan demi menjaga kelangsungan kehidupan keturunannya. Pada masa itu, menurut perkiraan Sultan Malaka apabila Malaka tetap melawan Portugis maka keturunan mereka akan musnah. Mengingat orang-orang Portugis selain memiliki pengaruh yang kuat juga mempunyai peralatan senjata yang lengkap. 

Oleh karena itu suasana yang tidak memungkinkan untuk kembali memerintah seperti semula, akhirnya Sultan Mansyur Syah menganjurkan untuk mencari tempat yang baru yaitu mendirikan Kerajaan-kerajaan kecil ditempat lain. Oleh karena itu. tak lama kemudian muncullah kerajaankerajaan seperti: Kerajaan Indrasakti yang berkedudukan di pulau penyengat, Kerajaan Indraloka yang berkedudukan di Tumasek, Kerajaan Indrapura yang berkedudukan di Siak. Kerajaan Indragiri yang berkedudukan di Rengat dan Kerajaan Indrapuri yang berkedudukan di Langkat. Kelima Kerajaan ini merupakan pecahan dari kerajaan Malaka.

Sementara itu. rakyat dari kerajaan Malaka berpencar dan diantaranya yang berada di pulau  - pulau Kepulauan Riau termasuk salah satunya adalah pulau Karimun. Sejak Malaka diduduki. 

portugis daerah ini terutama Selat Malaka merupakan tempat pelayaran kapal-kapal dan’ luar negeri yang berdagang ke asia Timur. Kapal-kapal yang melewati pulau ini tidaklah selalu aman karena sering terjadi perompakan ditengah laut yang dilakukan oleh para lanon yang berkeliaran di daerah ini. Para Lanon tersebut berasal dari orang-orang yang tinggal menetap di pulau-pulau sekitar Kepulauan Riau diantaranya Pulau Karimun. Diantara sekian banyak lanon ada yang bernama Pameral merupakan kepala Perompak kelas satu yang tinggal di sekitar pulau Karimun. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa pada masa lalu pulau Karimun merupakan basis Perompak atau Bajak laut. 

Raja Kerajaan Riau-Lingga yang memerintah di Pulau Penyengat sering mendapat laporan dari keamanan lautnya bahwa diperairan laut senring terjadi perompakan diatas kapal-kapal yang melintasi daerah ini, Oleh sebab itu kapal-kapal yang berlayar melalui selat Malaka tidak berani berlayar malam. Mendengar kabar yang demikian maka Raja menjadi bimbang atas perairan di wilayahnya, untuk itu diadakan pengintaian terhadap aksi-aksi perompak itu dan dimana kedudukan mereka. 

Selanjutnya, Sultan mendapat informasi yang menyatakan bahwa perompak-perompak itu berkedudukan di sekitar pulau Karimun dan biang keroknya bemama Pameral. Oleh Sultan diadakan perundingan di kalangan pembesar kerajaan. Dalam Musyawarah tersebut, salah seorang menteri mengusulkan untuk menangkap ketua perompak itu. Pameralpun ditangkap dan dibawa ke Pulau Penyengat. Selanjutnya ia dimasukkan dalam penjara. Beberapa bulan setelah Pameral ditangkap keadaan tidaklah menjadi aman sebagai mana diharapkan. Bahkan, frekuensi perompakan menjadi lebih tinggi. Akhirnya para pembesar Kerajaan mengadakan perundingan kembali atas masalah yang sama. Dalam perundingan kali ini Datuk Bendehara menyarankan Pameral dijatuhi hukuman pancung. la akan dibebaskan tetapi dengan syarat harus mengamankan para perompak yang berkeliaran dilaut. 

Setelah Musyawarah tersebut, Pameral dipanggil untuk menghadap Sultan dan Sultan berkata kepada Pameral " ya Pameral. kalau kau bisa mengamankan perompak-perompak disekitar laut Malaka dose engkau akan diampunkan. engkau tidak jadi dihukum bunoh“Mendapal syarat yang demikian bukan main senang hati Pameral. selepas raga berkata. iapun mengangkat tangan menjungjung dibawah duli dengan berkata'ampon patek tuanku. kalau itu memang syaratnye patek siap mengamankan perompak" Maka Pameral kembali kedaerah Karimun dengan diiringi hulu balang kerajaan dan langsung mengamankan daerah ini dari bajak laut.